PENDIDIKAN EKONOMI SYARIAH; MENYAMBUT MASA KEEMASAN INDONESIAOleh: Multazam ZakariaSharia Economics and Banking Institute (SEBI)
Pengantar
Dalam Terminologi sejarah ekonomi konvensional, dikenal istilah the
great gap dan the dark ages. Ini merupakan masa kekosongan sekaligus
masa kegelapan yang sangat panjang bagi ekonomi konvensional, sekitar 1300
tahunan.
Berbeda 180 derajat jika kita melihat jejak rekam sejarah ekonomi
islam, justru pada masa ke gelapan (dark ages) ekonomi konvensional
merupakan the golden ages (masa keemasan) dalam terminologi ekonomi
islam. Sejarah mencatat, bahwa masa itu adalah masa dimana ekonomi islam
menggapai puncaknya. Munculnya para ilmuwan dan pemikir ekonomi islam pada saat
itu menjadi salah satu indikasi keemasannya. Mulai dari masa Rasul saw,
kekhalifahan, Sayyiduna Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali
bin Abi Tholib. Lalu dilanjutkan pada zaman umayyah, abbasiyyah satu dan
abbasiyyah dua. Maka muncullah nama Hanifa, Syafi’I, Abu Yusuf, Hambali,
Farabi, al-Gazali, Ibnu Rusd, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun, dan lain sebagianya.
Grafik
1.2
Periodisasi
Sejarah Pemikiran Ekonom Islam
|
Perkembangan perbankan syariah 2012 dan Proyeksi 2013
Apa yang disebut the golden ages tidak terjadi begitu saja,
ada optimisme dan perjuangan yang telah mereka lakukan untuk mewujudukan itu
semua. Maka kita yang hidup pada abad ke-20 ini, diyakini bisa mengulang
sejarah itu dan kita sendirilah sebagai pelakunya. Industri perbankan syariah nasional hingga
bulan Oktober 2012 masih berada dalam fase pertumbuhan yang tinggi yaitu 37%
(lihat gambar 2.1). Perkembangan ini tentu memberikan harapan positif bagi perkembangannya
pada tahun 2012. Namun yang menonjol pada tahun ini adalah terjadinya perlambatan
pertumbuhan yang signifikan akibat perlambatan pada sisi pengumpulan Dana Pihak
Ketiga (DPK). Optimisme untuk tetap tumbuh masih terpelihara dalam industri
perbankan syariah. Terlebih lagi ketika perekonomian secara global diperkirakan
akan membaik pada tahun 2013. Dengan begitu ekonomi nasional pada tahun 2013
diperkirakan akan mampu tumbuh lebih baik.
Grafik
2.1
Perkembangan
Industri Perbankan Syariah
Sumber:Outlook Perbankan Syariah
2013
|
Untuk tahun 2013, proyeksi perkembangan
perbankan syariah masih terdiri dari 3 skenario yaitu: (i) skenario pesimis,
(ii) skenario moderat dan (iii) skenario optimis. Dengan berbagai skenario
tersebut, total aset tahun 2013 diproyeksikan menjadi Rp255 triliun (skenario
pesimis), Rp269 triliun (skenario moderat), dan Rp296 triliun (skenario
optimis) (lihat Gambar 2.2).
Sementara market share sebesar 5% diperkirakan akan
tercapai antara April 2013-Mei 2013 dan akhir 2013 diperkirakan market share telah menjadi 6,5% (lihat
gambar 2.3).
Selama periode tahun 2012, jumlah
Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sampai dengan Oktober 2012
tidak mengalami perubahan, namun demikian jumlah jaringan kantor meningkat.
Meskipun dengan jumlah BUS (11 buah) maupun UUS (24 buah) yang sama, namun
pelayanan kebutuhan masyarakat akan perbankan syariah menjadi semakin meluas
yang tercermin dari bertambahnya Kantor Cabang dari sebelumnya sebanyak 452
menjadi 508 Kantor, sementara Kantor Cabang Pembantu (KCP) dan Kantor Kas (KK) telah
bertambah sebanyak 440 kantor pada periode yang sama (Oktober 2012, yoy).
Secara keseluruhan jumlah kantor perbankan syariah yang beroperasi sampai
dengan bulan Oktober 2012 dibandingkan tahun sebelumnya meningkat dari 1.692
kantor menjadi 2.188 kantor. [1]
Grafik 2.2 Proyeksi dan Realisasi Total
Asset
Sumber: Outlook Perbankan
Syariah 2013
|
Grafik 2.3 Proyeksi Market Share
Sumber: Outlook Perbankan Syariah
2013
|
Masalah dan Solusi
Namun yang menjadi masalah mendasar
dalam dunia ekonomi syariah adalah minimnya kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia yang memiliki penguasaan ilmu ekonomi yang berbasis pada pemahaman
syariah islamiyyah. > 90% SDM bank syariah saat ini tidak memiliki latar
belakang pendidikan ekonomi syariah (riset oleh Universitas Indonesia tahun
2003); Baru 10% SDM berlatar belakang syariah yang bekerja di industri keuangan
syariah, 90% berlatar belakang konvensional yang “dikarbit” melalui pelatihan
singkat perbankan syariah (Wahyu Dwi Agung (mantan Ketua Asbisindo) &
Syakir Sula); Padahal 4‐5 tahun ke depan dibutuhkan 30 ribu SDM untuk mengisi industri
perbankan syariah di Indonesia (Direktorat Perbankan Syariah BI) Ini merupakan
peluang yang sangat prospektif, sekaligus merupakan tantangan bagi kalangan
akademisi dan dunia pendidikan kita. Tingginya kebutuhan SDM ini menunjukkan
bahwa sistem ekonomi syariah semakin dapat diterima oleh masyarakat.
Jika kita berbicara masalah sumber daya manusia, maka kita tidak
akan bisa terlepas dari sebuah kosa kata yang satu ini, yaitu ‘pendidikan’. Ia,
pendidikanlah yang merupakan rahasia besar dan penentu kualitas seseorang. Maka
pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam peningkatan mutu kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia ekonomi syariah. Maka, dalam rangka menyambut
tibanya masa keemasan Indonesia, semua pihak dituntut dan memiliki kewajiban
untuk ikut andil dalam memajukan pendidikan. Pemerintah, LSM, dan siapapun memiliki
kewajiban untuk berkontribusi untuk membangun peradaban emas yang memabaharu.
Sejauh ini, lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi negeri
masih terkesan galau karena sulitnya mendapat izin dari dikti untuk membuka
program studi atau jurusan ekonomi syariah. Disamping itu, yang memperihatinkan
adalah lemahnya bahkan belum adanya standarisasi kurikulum pendidikan ekonomi
islam baik dari dikti maupun depag. Diduga keras, penyusunan kurikulum ekonomi
Islam oleh masing-masing perguruan tinggi secara sendiri-sendiri dilakukan
berdasarkan latar belakang akademik para pengajarnya semata. Celakanya lagi,
kurikulum tersebut kadang disusun oleh yang bukan ahlinya. Misalnya disusun
oleh ahli pendidikan atau ahli ilmu sosial atau pemikiran Islam. Mereka sama
sekali tidak mengetahui memahami ekonomi Islam.(Agustianto, sekjen DPP Ikatan
Ahli Ekonomi Islam Indonesia dan Dosen Pascasarjana UI, Trisakti, UIN dan
Universitas Paramadina)
Adapun hemat penulis, ada bebarapa hal yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia ekonomi syariah,
diantaranya:
Pertama, Memasukkan
ekonomi syariah ke dalam kurikulum pendidikan. Peran lembaga pendidikan
terhadap transfer pengetahuan ekonomi syariah tidak bisa dipandang sebelah
mata. Lembaga pendidikan memiliki peran penting terhadap terslenggaranya
peningkatan kualitas dan kuantitas SDM ekonomi syariah. Salah satu caranya
adalah dengan memasukkan ekonomi syariah ke dalam kurikulum pendidikan, baik
dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Dalam hal ini,
pemerintah sebagai regulator diharapkan mampu membuat kebijakan-kebijakan yang
berpihak kepada pendidikan ekonomi syariah, terutama terkait standarisasi
kurikulum.
Kedua, memaksimalkan
pendirian lembaga pusat pelatihan, penelitian dan pengembangan ekonomi syariah.
Transfer pengetahuan ekonomi syariah bukan hanya tanggung jawab pemerintah
ataupun lembaga pendidikan saja, namun peran LSM juga sangat dibutuhkan. Salah
satu caranya adalah dengan memaksimalkan pendirian lembaga pusat pelatihan,
penelitian dan pengembangan ekonomi syariah, guna mencapai akselerasi peradaban
yang memuaskan.
Ketiga, melakukan
penyuluhan kepada masyarakat. Jika kita melirik Circle of Equity dari pemikiran Abul Iqtshad (bapak
ekonomi) Ibnu Khaldun, maka diantara varible yang akan kita temukan adalah N
(Nation: masyarakat) dan G (Goverment: pemerintah). Ini menunjukkan bahwa syariah
tidak dapat terimplementasi kecuali dengan penguasa (G) dan penguasa tidak
dapat memperoleh kekuatan kecuali melalui rakyat (N). Oleh karena itu, rakyat
juga memiliki peranan penting dalam proyek peradaban ini, sehingga merekapun
berhak untuk mendapatkan pendidikan atau biasa disebut dengan penyuluhan
terkait ekonomi syariah.
Intinya adalah, The
golden ages itu bisa kita ulangi kembali dengan kita sendiri sebagai
pelakunya. Namun untuk mewujudkan itu membutuhkan optimisme, rencana yang
matang, dan menuntut kontribusi dari semua pihak, pemerintah, LSM, masyarakat
dan siapa saja yang menajdi unsur dan bagian dari Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sangat berterimakasih bagi para pengunjung yang berkenan untuk berkomentar dan memberikan masukan ^^