Pages

Persahabatan yang Kering

Kamis, 09 Januari 2014

Mengapa sulit sekali rasanya menikmati manis buah persahabatan, sepertinya ada indra yang tidak berfungsi wajar. Atau mungkin di sejumlah episode, nurani kita masih menjlema tembok tebal. Aku merasa tersudut di bawah cahaya temaram ruang persahabatan kita. Aku khawatir, jangan-jangan miliaran detik kebersamaan belum mampu mengantarkan hati kita pada sebuah titik pertemuan. Aku semakin ragu dengan janji setia yang begitu mudah meminjam nama Tuhan, ternyata kering jiwa merindu sentuhan. Duhai Pemilik Semesta, sudi kiranya kau titipkan cinta pada kami, agar bisa kunikmati manisnya, menyirnakan haus yang tiada tara.

Impian ini Tetap Milik Kita

Aku sama sekali tidak menyesal dengan semua ketidakpastian ini, kita telah sepakat. Apapun yang mereka katakan tentang kita, impian ini tetaplah milik kita. Aku tidak tahu sebarapa kuat aku dan kamu di labirin ini, menelan semua ketidakpastian dan perkataan orang. Yang aku yakini, Tuhan tidak buta dan tuli. Bila banyak orang tak mempercayai, akankah kita gadaikan idealisme dan janji setia dengan ketidakpercayaan kita terhadap diri kita. Sepertinya itu bukan pelepasan yang bijak, Sayang! Kita terlanjur berani sejak awal, dan hari-hari setelah ini kita akan bicara tentang pembuktian. Bersama setumpuk agenda kerja yang berserakan, dekap erat Tuhan melalui dzikir dan wirid terhening. Mari kita lanjutkan!

Pulang Sebelum Waktunya

Aku agak sedikit geli, bila harus menggadaikan janji meski dengan kerinduan: pulang sebelum waktunya. Bagaimanapun, mentari esok belum tentu milik kita. Menghabiskan hari-hari bersama sejumlah orang tercinta, sepertinya cukup mahal, karenanya harga ini harus kita bayar. Aku tidak ingin kehilangan saat-saat terindah bersamamu, apapun itu, kaulah yang pertama di hatiku. Tunggu aku di pelatarn rumah, meninggalkan status quo, meski tak segagah yang kau inginkan. Mari genapkan!

Tidak Banyak yang Bisa Mendengar

  Kisah kita begitu jadi sangat menarik, meski tentang kefatalan moral yang sempat kita gadaikan dalam beberapa episode kehidupan. Sudah seharusnya, di antara kita ada yang siap untuk mendengarkan, kisah koyak-moyak masa lalu dengan segenap pengertian. Malam ini, ingin kuabadikan ketulusan seorang sahabat. Kebahagiaan tidak selamanya diwakili senyum dalam setiap pertunjukan, justru seringkali tangisan mewakili kebahagian-kebahagiaan hebat yang pernah singgah dalam hidup kita dan mereka. Bila ada yang ingin kau catatkan malam ini: experiences is the best teacher!