Pages

Di Perbatasan Kota

Rabu, 25 Desember 2013

Senja kali ini, sengaja kuhabiskan di perbatasan kota. Ingin kunikmati lagi manisnya perantauan, yang dulu di awal keberangkatan pernah singgah dalam catata sejarah kita. Ketika idealisme mulai krisis gairah, mimpi-mimpi besar lenyap dalam keasyikan kerja, kuharap ada ombak yang bisa kusaksikan di antara peluh keringat para supir di terminal ini. Barangkali kita masih ingat kisah mega dahsyat Musa dan ikannya, majma'al bahrain, ingin kusaksikan tayangan ulangmu di sini. Apa yang salah? Mengapa ombak begitu amat diharapkan, apa iya rutinitas selama ini membuatmu jenuh dan bosan? Mengapa harus melakoni apa yang tidak kau kehendaki? Apa iya hidup ini bagimu hanya pentas murahan tanpa penonton?  Penyandraan ini kau tahu amat kejam, aku heran justru kau terus belajar menikmatinya, padahal Tuhan telah hadiahkan kemerdekaan. Merantaulah! #DialogSenja

Sudah Genap Empat Senja

Sudah genap empat senja, tak kucatatkan apapun tentang keberadaanmu di sini. Aku khawatir, kita tidak lagi punya bekal yang cukup untuk singgah lebih lama lagi, di ruang persahabatan yang beku. Jika kau masih ingat malam itu, ada pelukan yang kita nikmati. Setidaknya, itu adalah ikhtiar paling wajar untuk mengundang kehangatan yang telah lama gaib dari labirin kita. Bila ada yang ingin kau catatkan pagi ini : temani aku menikmati pertunjukan senja nanti #DialogEmbun