Pages

YANG MENCARI EKSISTENSI AKAN KEHILANGAN EKSISTENSI

Selasa, 10 Februari 2015

YANG MENCARI EKSISTENSI AKAN KEHILANGAN EKSISTENSI

Sejak awal, sifat bawaan dari seluruh ciptaan adalah anti-eksis (tidak kekal). Setiap yang diciptakan selalu berawal dari ketiadaan. Maka sesungguhnya tidak ada satu pun dari ciptaan Allah atau barang ciptaan manusia (mesin, dsb) yang memiliki sifat eksis (kekal).

Mengahrapkan kekekalan dari yang tidak memiliki kekekalaan adalah akibat dari ketidaktahuan.

Kemewahan, kemurahan, kelapangan, bahkan kebahagiaan sekali pun bagian dari semesta yang anti-eksis. Maka jangan mencari eksistensimu pada kesemua itu. Karena akan berakhir pada kelenyapan eksistensi itu sendiri.

Lihatlah Adam as ketika mencari eksistensi kebahgiaanya di dalam surga, akhirnya membuat ia harus meninggalkan surga.

Bagi manusia yang juga dilekati sifat anti-eksis (kullu man 'alaiha fan), eksistensinya dapat diraih dengan meningalkan eksistensi itu sendiri. Upaya meinggalkan eksistensi itu disebut sebagai "menyerahkan diri: taslim". Penyerahan diri ini juga akan binasa kecuali pada yang pemilik sifat eksis (kekal) abadi, yaitu Allah swt yang telah menunjukkan eksistensi-Nya dan anti-eksistensi seluruh makhluk-Nya saat menurunkan Adam as dan Hawa as dari surga ke dunia.

jika TASLIM adalah MENYERAHKAN DIRI dan ISLAM adalah SALAM atau SELAMAT, maka agar kita dapat selamat harus MENYERAHKAN DIRI secara total. Sikap TIDAK MENYERAHKAN diri adalah buah dari EGOISME, sedangkan EGOISME akan hancur bersama hancurnya diri sendiri.

O betapa hancur aku, jika menuhankan selain TUHANku..

Laksana seorang buronan, jika melawan (mempertahankan eksistensinya) maka dia akan dibunuh (berakhirlah eksistensinya), jika MENYERAHKAN DIRI (taslim, melenyapkan eksitensinya) maka dia akan selamat (terjaga eksistensinya)

Inilah hakikat TASLIM atau berISLAM.

Semoga Allah menunjukiku, dan kita semua.

---