Pages

Pemerintah Konversi Bank BUMN Menajdi Bank Syariah

Kamis, 01 Januari 2015

 7 Hal untuk Semua Saudaraku dari Agama mana pun

Dear,
Semua saudaraku dari agama apa pun.

Di tahun 2015 ini semoga kita sudah lebih baik, lebih berkah dan lebih bahagia.

Ada beberapa hal yang hendak kusampaikan disini:

Pertama, Indonesia adalah negara agama, siapa yang tidak beragama maka tidak ada tempat baginya di indonesia. Maka tidak heran jika semangat 'agama' menjadi pondasi paling pertama negara ini sebagaimana dalam sila ke-satu dinyatakan: Ketuhanan Yang Maha Esa. Sebelum para founding father kita menuliskan kosa kata-kosa kata lainnya dalam pancasila kita, pertama yang ditulis adalah kosa kata "ketuhanan".

Kedua, pokok pikiran bangsa indonesia yang kedua adalah: kemanusiaan yang adil dan beradab. Bung Hatta adalah salah satu sosok pelopor yang menyatakan bahwa pembangunan terpenting dalam negara ini adalah membangun manusianya. Dan pokok inti dari membangun kemanusiaan ini adalah "adil dan beradab". Implementasi dua pokok inti pembangunan ini tentu tidak hanya dengan konsep demokrasi politik, tapi Hatta mencetus "demokrasi ekonomi". Demokerasi politik tidak akan berlansung tanpa demokrasi ekonomi.

Ketiga, untuk meruncingkan kedua poin di atas: agama dan kemanusiaan yang adil dan beradab serta kaitannya dengan sistem ekonomi, saya coba pertebal: (1) agama adalah pokok pikiran dari bangsa ini, sehingga salah besar jika memisaahkan antara agama dan negara; (2) konsep dasar pembangunan kemanusiaan dan ekonomi yang dicetuskan oleh para founding father kita di dalam pancasila sangat sejalan dengan konsep-konsep pembangunan dalam perspektif agama; (3) sehingga "kemanusiaan yang adil dan beradab" juga harus diimplementasikan dalam pembangunan ekonomi; (4) bagaiamana dengan konsep bunga yang sudah menjadi gurita dalam prekonomian kita? Agama Islam sudah sangat tegas melarang bunga karena TIDAK ADIL dan Zhalim (tidak berADAB) (QS Albaqoroh: 275-279), Agama Yahudi melarang keras praktek bunga (Kitab Perjanjian Lama Pasal 22 ayat 25), Agama Nasrani mengecam bunga dan memasukkannya ke dalam perbuatan tidak terhormat (tidak berADAB).

Dari ketiga poin di atas, sudah sangat jelas bahwa Pokok Pikiran Bangsa Indonesia: Ketuhanan (agama), adil dan beradab menentang sistem bunga/riba yang kini sudah menggurita dalam prekonomian kita.

Keempat, praktek bunga tidak hanya di perbankan. Tapi justru terjadi juga dala transaksi-transaki ekonomi masyarakat akar rumput. Sehingga perjuangan "mengembalikan" sistem prekonomian indonesia yang tanpa riba dalam sektor perbankan adalah salah satu ikhtiar kita, bukan satu-satunya.

Kelima, sistem ekonomi syariah (yang juga sesuai dengan ajaran nasrani dan yahudi khususnya tentang bunga) menjadi alternatif sistem ekonomi yang paling tepat dan sesuai dengan pokok pemikiran pembangunan kemanusiaan dan prekeonomian Indonesia.

Keenam, oleh karena itu perlu ada ikhtiar yang signifikan untuk memperjuangan sistem ekonomi (syariah) ini. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan organik, karena akan sangat lambat.

Ketujuh, para pakar mengusulkan bahwa salah satu ikhtiar 'anorganik' yang bisa dilakukan adalah: pemerintah mengkonversi salah satu BANK BUMN (BNI, MANDIRI, BRI) menjadi Bank Syariah. Dengan estimasi pertumbuhan market share sekitar 20%.

Demikian 7 poin yang hendak saya sampaikan, semoga mendapat perhatian dan dukungan dari saudaraku semuanya, dari agama apa pun.

Jiak saudara peduli dengan Indonesia, jangan lupa like, komen dan share tulisan ini untuk sahabat-sahabat saudara.

Terimakasih dan Mohon Maaf.

Salam Nasionalis Religius,
Multazam Zakaria, Islamic Economics Forum Stei Sebi