Perbankan Syariah di Indonesia Kehilangan Keberkahan?

Perbankan Syariah di Indonesia Kehilangan Keberkahan?

Multazam Zakaria, Ketua Umum Islamic Economics Forum SEBI

Tahun 2014 menjadi tahun yang cukup memilukan bagi industri keuangan syariah khususnya perbankan syariah. Jika dilihat dari beberapa indikator, dapat kita simpulkan bahwa perbankan syariah selama tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup memprihatinkan. 

Jika melihat pertumbuhan aset (yoy) perbankan syariah per Oktobrt 2014 sebesar 13%, menurun dari tahun 2013 sebesar 24%, menurun dari tahun 2012 sebesar 34%, menurun dari tahun 2011 sebesar 49%. Pertama kalinya dalam sejarah perbankan syariah di Indonesia pertumbuhan perbankan syariah lebih rendah dari pertumbuhan perbankan konvensial yaitu mencapai 15% (oktober 2014), sedangkan pertumbuhan perbankan syariah hanya di angka 13% (oktober 2014)

Selain itu, Bank Indonesia dalam cetak biru-nya menargetkan market share perbankan syaraih sebanyak 5% pada tahun 2008. Hingga kini tahun 2014 target tersebut belum tercapai, bahkan terjadi penurunan market share dari tahun sebelumnya 4,89% (2013) menjadi 4,81% (Oktober 2014). Tentu saja ini menjadi ‘alarm’ yang cukup serius bagi perbankan syariah. 

Jika dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang 218 juta adalah beragama islam, Indonesia seharusnya menjad pangsa pasar perbankan syariah terbesar di dunia. Tetapi kenyataan berbicara bahwa hanya 7,3% muslim Indonesia yang tersentuh syariah. 

Melihat berbagai kenyataan ini, benarkah Perbankan syariah di Indonesia mulai kehilangan keberkahan? 

Founder Quranomics Luthfi Hamidi dalam diskusi akhir tahun 2014 STEI SEBI denga tema “Outlook Ekonomi Syariah Indonesia 2015 dalam Beragam Perspektif” (24/12/14) mengungkapkan: 

“kalau mau bersyariah, kembalikan khittohnya mengejar berkah”. 

“Pendidikan kita lebih mengajar-kan untung-rugi. Jika bank syariah hanya profit oriented dan mengabaikan berkah oriented, maka tidak usah menamakan diri bank syariah. Karena penyatuan antara profit dan berkah adalah yang menjadi pembeda dengan bank konvensional.” Lanjutnya.