seorang sahabat seperjuangan mengungkapkan keresahannya tentang suatu hal:
"duhai sahabat, sungguh aku gelisah. aku telah jatuh cinta pada seorang wanita. aku tak bisa menahan rasa ini, ingin segera kuungkapkan padanya. meski aku tak bermaksud menjalin hubungan lebih lanjut. bagaimana pendapatmu tentang ini?"
o adindaku sang penghias mata
jangan lanjutkan, jika kesiapanmu untuk menikah masih lama.
jika kau coba-coba, persiapkanlah dirimu untuk kecewa.
jika kau mau tahu rasanya, persiapkanlah dirimu untuk terluka.
"mengapa demikian?", tanyanya keheranan.
ketahuilah duhai adindaku, waswas (tiupan) setan itu sangat lembut dan tidak terlihat.
bisa jadi ia mendatangimu dengan sorban dan gamis seperti seorang malaikat.
sehingga engkau merasa ia perlu diikuti meski hanya sesaat.
tapi jika kau telah terjerat, ia telah menyiapkan perangkap baru bagimu agar tak selamat.
"tapi aku merasa ini adalah kebaikan, bukankan cinta adalah anugerah dari Tuhan?!", tanyanya penuh retorik.
duhai adindaku,
demi Allah yang nyawaku ada dalam genggaman-Nya
bukankah Adam as pun dulu digoda dengan hal yang sama?
saat ia memetik buah terlarang setelah dibisiki Hawa?
mereka menganggap perbuatan itu dapat membuatnya kekal di dalam surga.
oleh sebab waswas setan yang dianggap petuah malaikat-Nya
padahal apa?
setelah itu mereka dilempar dari surga.
lalu terpaksa merasakan luka, kecewa yang amat dalamnya.
o adindaku harapan ayah bunda
telah sampaikah padamu kisah seorang tabi'in pemilik sebaik-baik nama Abdullah bin Abdurrahim, sang muajhid yang hafiz qur'an?
bukankah beliau dengan sangat mudah menebas pasukan romawi yang ada di medan laga?
tapi akhirnya murtad dari islam hanya karena wanita.
o adindaku harapan semua keluarga
kutulis ini dengan cucuran air mata, karena sayangku pada kalian semua.
(03.11 wib - 12-12-14)
"duhai sahabat, sungguh aku gelisah. aku telah jatuh cinta pada seorang wanita. aku tak bisa menahan rasa ini, ingin segera kuungkapkan padanya. meski aku tak bermaksud menjalin hubungan lebih lanjut. bagaimana pendapatmu tentang ini?"
o adindaku sang penghias mata
jangan lanjutkan, jika kesiapanmu untuk menikah masih lama.
jika kau coba-coba, persiapkanlah dirimu untuk kecewa.
jika kau mau tahu rasanya, persiapkanlah dirimu untuk terluka.
"mengapa demikian?", tanyanya keheranan.
ketahuilah duhai adindaku, waswas (tiupan) setan itu sangat lembut dan tidak terlihat.
bisa jadi ia mendatangimu dengan sorban dan gamis seperti seorang malaikat.
sehingga engkau merasa ia perlu diikuti meski hanya sesaat.
tapi jika kau telah terjerat, ia telah menyiapkan perangkap baru bagimu agar tak selamat.
"tapi aku merasa ini adalah kebaikan, bukankan cinta adalah anugerah dari Tuhan?!", tanyanya penuh retorik.
duhai adindaku,
demi Allah yang nyawaku ada dalam genggaman-Nya
bukankah Adam as pun dulu digoda dengan hal yang sama?
saat ia memetik buah terlarang setelah dibisiki Hawa?
mereka menganggap perbuatan itu dapat membuatnya kekal di dalam surga.
oleh sebab waswas setan yang dianggap petuah malaikat-Nya
padahal apa?
setelah itu mereka dilempar dari surga.
lalu terpaksa merasakan luka, kecewa yang amat dalamnya.
o adindaku harapan ayah bunda
telah sampaikah padamu kisah seorang tabi'in pemilik sebaik-baik nama Abdullah bin Abdurrahim, sang muajhid yang hafiz qur'an?
bukankah beliau dengan sangat mudah menebas pasukan romawi yang ada di medan laga?
tapi akhirnya murtad dari islam hanya karena wanita.
lihatlah apa yang dikatakan olehnya kepada seorang wanita romawi yang cantik jelita: "duhai gadis permata, bagaiamana cara aku sampai di pangkuanmu?". "duhai sang panglima, masuklah ke dalam agama nashrani, maka aku akan menjadi milikmu", balas sang wanita.
o adindaku harapan semua keluarga
kutulis ini dengan cucuran air mata, karena sayangku pada kalian semua.
(03.11 wib - 12-12-14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sangat berterimakasih bagi para pengunjung yang berkenan untuk berkomentar dan memberikan masukan ^^