Pages

Tampar Aku, Tuhan [2]

Senin, 09 Desember 2013




TAMPAR AKU, TUHAN
MultazamZakaria #DialogHati



“yang tidak mengenal dirinya, mana dapat ia mengenal Tuhannya”
Bismillahirrahmanrrahim. Sahabat, bagaimana kabarmu kini? Aku harap kau sehat dan ‘afiyat, semoga saja. Di awal dialog ini, mari kita hadiahkan fatihah tertulus untuk bunda kita yang selama ini mengajarkan arti dari sebuah ketulusan dalam kehidupan kita, untuk ayah yang selama ini mengajarkan ketegaran dalam menjalani hidup, untuk  sejumlah orang yang cintanya tiada putus untuk kita, meski kita kadang tidak menyadarinya. Alfaatihah
!

Sahabat, biasanya gelap akan menghadirkan ruang kontemplasi yang lebih nyaman dan tiada sekat bagi kita. Namun, tidak sedikit yang takut bahkan juga mengutuki gelap, tidak ada yang salah sebenarnya dengan gelap, hanya cara pandang saja. Iya, cara pandang. Apapun yang Allah hadirkan untuk kita, pastikan dan belajarlah menyikapinya dengan sikap terbijak yang kita mampu.

Sahabat, begitu juga dengan tamparan Allah. Saya duga, kau juga pernah juga ditampar-Nya, bukan? Saya yakin, pernah. Yang terpenting sekarang, bagamana cara pandang kita terhadap tamparan itu.

Sahabat, tidak sedikit pelukan hangat hadir seketika, setelah tamparan hadir menjadi bagian dari hidup kita. Bukankah begitu? Ia adalah pelampiasan kasih, Dia tahu yang kau butuhkan, karrenanya Dia berikan.

Sahabat, tidak sedikit air mata yang mengalir, ketika tamparan hadir dalam hidup kita. kau tahu? Nurani begitu rindu disiram, karenanya Tuhan alirkan air mata dengan tamparan.
Sahabat, bukan hanya tangisan, sujud seketika dalam penyesalan, tiba-tiba hadir bersama hadirnya tamparan dalam hidup kita. Kau tahu? Tuhan amat merindumu, rindu sekali. Ia mencemburuimu, terlalu banyak waktu kau habiskan untuk selain-Nya, karena ia ingin kau bersujud dan palingkan wajah dan hatimu dari selain-Nya, hanya kepadanya kau menatap, kau berharap, kau bertaubat.

Sahabat, apa sebenarnya yang kau mengerti tentang tamaran Tuhan? Apa pengertianku salah? Semoga Allah membimbing kita menuju-Nya. 

Sahabat, tamparan tuhan, harusnya kau dan aku syukuri dengan sangat. Beginilah cara Tuhan mengejawantahkan cinta pada hamba-Nya. Meski kadang kita acuh dan abai, semoga saja Allah singkapkan rahasia dan hikmah di balik semuanya. Amiin

Sahabat, boleh aku bertanya padamu? Baiklah, siapa dirimu? Yakin, kau sudah berkenalan dengan dirimu? Dari mana kau? Mau apa kau? Ingin kemana kau? Keniscayaan apa yang kau maklumi? Untuk apa semua ini mau lakoni? Barangkali pertanyaan-pertanyaan ini belum jua mampu kita jawab. Tuhan bantu kita, menciptakan ruang kontempalsi yang paling mungkin, untuk mengenal diri kita sendiri. lewat tamapran Tuhan, kita akan mengerti. Ini yang paling penting!

Semoga Allah bimbing kita selalu.
Wallahua’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sangat berterimakasih bagi para pengunjung yang berkenan untuk berkomentar dan memberikan masukan ^^