Pages

Sobek Saja!

Jumat, 13 Desember 2013




Sobek saja!
Multazam Zakaria #DialogSenja



“semestinya tidak ada pertengkaran yang kita abadikan, tak kutemui nurani memusuhi nurani.”


Bismillahirrahmanrrahim. Bagaimana kabar sahabat? Semoga selalu sehat dan ‘afiyat dalam berkah-Nya. Di awal catatan ini, mari kita hadiahkan alfatihah tertulus untuk bidadari syurga yang selama ini membersamai kehidupan kita, untuk Bunda. Semoga Allah sehatkan beliau selalu, semoga sakit yang beliau derita kini, segera disembuhkan-Nya. Alfaatihah!


Sahabat, siapa yang tidak punya masa lalu? Saya kira semua kita punya. Tentu dengan beragam warnanya; hitam, putih, biru, pink, merah, bahkan abu-abu, bukankah begitu, sahabat? Apapun warnanya, seringkali yang menjadi masalah adalah warna hitam masa lalu kita. Bahkan tidak jarang, kita menilai dan dinilai dengan masa lalu sebagai indikatornya. 

Masa lalu, bagian dari dimensi waktu mega penting dalam kehidupan, ungkapan ‘pengalaman adalah guru terbaik’ adalah bentuk apresiasi terhadap kedahsyatan masa lalu. Karenanya, ia adalah bagian penting yang tidak boleh kita pandang sebelah mata. 

Sahabat, jika masa lalumu penuh warna hitam di dalamnya, akhlak masa lalu yang jauh dari kewajaran, semsetinya penyesalan tidak kita samakan dengan peratapan. Apapun engkau di masa lalu, saat ini, engkau sedang berjalan menuju masa depan. Waktu yang kita miliki terlalu singkat jika ‘peratapan’ kita tambahkan ke dalam agenda kerja kehidupan. 

Yang terpenting dari masa lalu adalah hikmah yang Tuhan tautkan pada setiap kejadian yang hadir dalam hidup kita, setelah kau dapat, sobek saja!

Yang terpenting dari masa kini adalah kesadaran sedang menuju kemana kita, sehingga kita tahu betul, betapa semua ini berada dalam kehendak Tuhan.

Yang terpenting dari masa depan, ridho-Nya. Tanpa itu, perjalanan masa lalu dan masa kini adalah perjalanan hambar saja. Untuk apa, sobek saja!

Saat hendak membeli suatu produk makanan, kemasan sangat mempengaruhi kehendak kita untuk membelinya. Setelah terbeli, kemasan itu akan kita sobek, dan hanya isinya yang dapat kita nikmati, karena inilah yang terpenting. 

Apapun kemasan dari masa lalumu, masa kinimu, dan bahkan masa depanmu, isi (hikmah) yang terkandung di dalamnya, itulah yang terpenting. Belajarlah untuk tidak menjadikan kemasan sebagai indikator terbesar dalam sebuah penilaian kualitas kehidupan. Mari kita sama-sama belajar!

Semoga bermanfaat!
Wallahua’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sangat berterimakasih bagi para pengunjung yang berkenan untuk berkomentar dan memberikan masukan ^^