Pages

Spektrum Asa

Senin, 27 Mei 2013

Kulwit #SpektrumAsa @MultazamZakaria

Bismillah
Alhamdulillah Alldzi Ahyana Ba'da Amatana Wa Ilahinnusyur
Matahari berganti bulan, bulan berganti matahari. memesrai setiap rotasi, seharusnya mengajarkan kita tentang
memesra rotasi yang bukan canda, harusnya menyadarkan kita pada kesungguhan dan kebenaran niat

Niat, yang bila-bila kita membuka bab pertama dalam kitab-kitab hadits, maka kita akan menemukannya
ia dibicarakan oleh setiap elemen waktu, sejarah, kini, dan masa depan
monumenal dan menyejarah, adalah buah karya luhur pada masa yang lalu. ia lahir dari rahim niat keabadian
Mengenang, sebuah apresiasi atas niat suci masa lalu. ia lahir untuk dikenang. dicumbu mesra sejarah jiwa
Kesadaran atas pemesraan masa lalu, melahirkan niat suci masa kini, menyeruak dan menggeliat
Kerja, adalah satu diantara beberapa cara apresiasi atas niat baik masa kini. ia juga cara terindah menerjemahkan niat
apa yang kita mesrai kini, tantang sejarah dan kerja. jika pemesraan ini benar adanya, maka harusnya ada yag terlahir
Pemesraan sejarah dan kerja, harusnya lahirkan niat, azam untuk masa yang akan datang
ni bukan tentang khayal, memang beginlah aturan mainnya. harus dimulai dengan niat
maka dari rahim sejarah dan kerja, lahirlah yang pada waktunya dihajatkan tercapai. ini memang harus
tentang dan , bukan tentang bualan atau khayaalan. ini memang imaji, tapi beginilah adanya
kekuatan imaji sangat penting adanya, untuk mencumbu masa depan, karna tak cukup memesra sejarah dan kerja
yang diharapkan, mencumbu masa depan atas pengalaman memesra sejarah dan kerja. sehingga imaji bukan lagi tentang ada dan tiada
lengking tangis, merupakan penerjemahan pertama atas sebuah kelahiran. ia ingin menggeliat, manangis
, inilah bayi itu. lahir dari memesra, geliat, dan imaji.
selayaknya, menerjemahkan setiap kelahiran dengan lengking tangis. begitu juga, atas lahirnya sebuah imaji
a lahir dari rahim sejarah, kerja, dan imaji, ialah
harusnya mengawali lahirnya dengan lengking tangis, tangis pada Empu yang telah menciptakannya.
begitulah, haruslah dimula dengan air mata. agar tak takut lagi meangis, pada waktu-waktu yang seharusnya kita menangis
ia, harusnya dimulai dari rintihan, lengking tangis, dan perendahan diri pada-Nya
Memang harusnya seperti itu, persis perjalanan dari lahir hingga wafat. menangis-disenyumi, dan harusnya senyum-ditangisi
memulainya dengan tangis, rintih, dan penyerahan diri, maka saat seperti inilah semesta akan menyenyumi itu
senyum smesta inilah yang nantinya akan menerjemahkan imaji itu menjadi kerja dan geliat.
harusnya kita menyadari kesalahkafrahan selama ini, agar tak selmanya seperti ini. sekarang, waktunya
apapun dream, keinginan, dan kita, mulailah dengan rintih tangis di hadapan-Nya
Semoa bermanfaat, khusunya cambukan bagi saya yg sedang mengejar sebagai bentuk
Wallahua'lam. Salam Inspirasi!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sangat berterimakasih bagi para pengunjung yang berkenan untuk berkomentar dan memberikan masukan ^^