Inilah masa-masa tersulit yang tidak
bisa kumengerti. Ucapan tahniah
dan do'a seakan-akan sebagai
penghibur atas sesuatu yang telah
hilang dariku. Sebentar lagi malam
digulung mentari, sebentuk
keberanian kemarin ingin kusaksikan
lagi hari ini. Menekuri sisa waktu
hidup, mengapa harus mendikte
kematian? Bagaiamana mungkin aku
bertemu Sang Kekasih sementara
aku tak ingin pulang dari
perantauan? Bila memang kematian
adalah satu-satunya jalan kembali
dari perantauan singkat ini, baiklah,
mulai saat ini, aku akan belajar
untuk siap menghadapinya. Tuhan,
kata mereka usiaku bertambah.
Inilah gejala terbesar bahwa
kedatanganku menuju-Mu sebentar
lagi tiba. Sebelum itu datang,
izinkan aku menggenapkan segala
janji setia untuk setiap nurani yang
aku dan Kau mencintainya. Maafkan
semua ketidakseriusan selama ini,
mari kita genapkan shubuh dengan
keberanian yang utuh, yang telah
kita sepakati.
Selamat Datang Kejayaan! [2]
Selasa, 31 Desember 2013
Selamat Datang Kejayaan!
Senin, 30 Desember 2013
Baiklah, semestinya pagi ini kita sarapan dengan sebentuk keberanian yang utuh, untuk keluar dari semua ketidakseriusan ini. Mengakhiri tahun ini, keinsyafan adalah kado paling istimewa. Aku kira ada keasyikan tersendiri yang kita temukan sepanjang perjalanan nanti, memulai tahun baru dengan peta hidup pada halaman sekian kesungguhan. Sudah saatnya kita fokus pada satu titik, nilai kemanusiaan, untuk masa depan. Mari kita lanjutkan perjalanan!
Natal, Toleransi dan Hiperopia [Sebuah Otokritik]
Kamis, 26 Desember 2013
Taman Kecurigaan?
Di Perbatasan Kota
Rabu, 25 Desember 2013
Senja kali ini, sengaja kuhabiskan di perbatasan kota. Ingin kunikmati lagi manisnya perantauan, yang dulu di awal keberangkatan pernah singgah dalam catata sejarah kita. Ketika idealisme mulai krisis gairah, mimpi-mimpi besar lenyap dalam keasyikan kerja, kuharap ada ombak yang bisa kusaksikan di antara peluh keringat para supir di terminal ini. Barangkali kita masih ingat kisah mega dahsyat Musa dan ikannya, majma'al bahrain, ingin kusaksikan tayangan ulangmu di sini. Apa yang salah? Mengapa ombak begitu amat diharapkan, apa iya rutinitas selama ini membuatmu jenuh dan bosan? Mengapa harus melakoni apa yang tidak kau kehendaki? Apa iya hidup ini bagimu hanya pentas murahan tanpa penonton? Penyandraan ini kau tahu amat kejam, aku heran justru kau terus belajar menikmatinya, padahal Tuhan telah hadiahkan kemerdekaan. Merantaulah! #DialogSenja
Sudah Genap Empat Senja
Sudah genap empat senja, tak kucatatkan apapun tentang keberadaanmu di sini. Aku khawatir, kita tidak lagi punya bekal yang cukup untuk singgah lebih lama lagi, di ruang persahabatan yang beku. Jika kau masih ingat malam itu, ada pelukan yang kita nikmati. Setidaknya, itu adalah ikhtiar paling wajar untuk mengundang kehangatan yang telah lama gaib dari labirin kita. Bila ada yang ingin kau catatkan pagi ini : temani aku menikmati pertunjukan senja nanti #DialogEmbun
Skenario Hampir Rampung
Sabtu, 14 Desember 2013
skenario hampir rampung, dengan peran amsing-masing, saya harap tidak ada nilai kemanusiaan yang kita gadaikan. Egoisme terlalu hina untuk sutradara sekelasmu, harusnya kita malu pada senja kali ini, betapa bulan dan matahari setia mangabadikan ketulusan. Tidak pernah kujumpai nurani memusuhi nurani, jika kau tidak percaya, kesinilah temani kesindirianku dalam penyandraan yang aku tidak tahu kapan berakhir. Akan kujelaskan, betapa kau sangat berarti dalam pertunjukan ini. Mari! #DialogSenja
Sobek Saja!
Jumat, 13 Desember 2013
“semestinya tidak ada pertengkaran yang kita abadikan, tak kutemui nurani memusuhi nurani.”
Tampar Aku, Tuhan [2]
Senin, 09 Desember 2013
Amazing Succes
Sabtu, 07 Desember 2013
“Definisi atau makna sukses sangatlah beragam, tergantung siapa dan bagaimana menerjemahkannya. Dan merekapun akan mendapatkannya sesusai dengan definisi yang mereka buat, maka buatlah definisi terbaik kesuksesan anda.”