Merindumu,
Sungguh
Rindu
Mungkin itu kata
pertama yang terhembuskan
Untuk guratan
kisah masa lalu
Bersamamu
Untuk hari-hari
yang tanpa kemesraan
Untuk setiap
detik yang tanpa cemburu
Dulu
Untuk masa-masa
yang dulu kuabai
Aku merindumu,
sungguh
Dalam do’a aku
terkapar
Meminta dan
mengemis
Agar kiranya
kau kembali menjumpaiku
Mendekap erat jiwaku
Kiranya tuhan
berkehendak pertemukan kita kembali
Agar bisa
kutebus
Semua silap
masa lalu
Semua acuh yang
mungkin buatmu pilu
Semua dusta
yang mungkin buatmu terluka
Ah,
Aku tidak punya
kata-kata lagi untuk kungkapkan
Aku merindumu,
sungguh
Itu saja.