Lipstik suci
menghiasi lidah banci
sungguh sayang kusaksikan ia pandai berdasi
Beralibi
Teriak anak
Negeri tanpa kincu
derap mereka tanpa ragu
sungguh sayang kau belagak dungu
Padahal kita
menyapa
datang
membawa luka
derita
nestapa
rakyat surga
Indonesia
Dia bilang
kau sedang bobo
padahal
sedang menikmati barongko
yg kau utus
hanya keronco
Mahasiswa
berdarah
sejak 98
dicatat sejarah
saat ditanya
pahlawan
jua kau
jumpai darah
Darah bukan
ttg kelemahan
tapi tentang
keberanian
kekecewaan
mencakar
nurani pahlawan
meski kita
hanya mengaminkan
Rakyat
menertawai kami
kembali kami
menertawai
melahap janji
dari lidah paduka berdasi
ambooi
Baiklah
cukup sudah
meski kau kenakan jubah
kami sudah terlanjur berdarah
Senin tiga
puluh september dua ribu tiga belas
tak kujampai
nurani paduka berbelas
yang kusaksikan
adalah tendangan aparat berkelas
namun
biarlah Tuhan yang akan membalas