Mencintai
Gelap
“Saat gelap
kerap kali menghadirkan kejujuran, akupun semakin mencintainya. Saat matahari
sering kali menampakkan kepalsuan, tidak akan kupercayai lagi sepenuhnya. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Sering
kali memang kita menilai segala sesuatu yang tampak, sehingga kita dengan mudah
mengambil sebuah kesimpulan. Kita terlalu mempercayai apa yang tampak di depan
mata kita, maka kekecewaan sering kali menjadi akhir yang mengharukan. “Memang
tidak semua yang kita lihat itu kebenaran, dan kita sering kecewa karena itu.
yang terbaik adalah tetap istiqomah di jalur aman, dalam koridor iman yang
hakiki. Selebihnya, kita bisa mengatakan: aku sebentar saja di sini karena perjalananku
belum selesei.” Nasihat Fahrizal Muhammad.
Tidak ada yang menyalahkan matahari,
namun kita hanya tidak sepenuhnya percaya pada apa yang ditampakkannya, persis
ketika ia menampakkan perairan di tengah padang pasir sebab fatamorgana. Dari kejauhan
terlihat kolam air di tengah padang pasir yang tandus, bagaimana dapat diterima
oleh akal meski mata mengindranya. Dengan tergupuh musafir penuh haus mengejar
fatamorgana itu, hingga akhirnya kekecewaan yang didapatinya. Begitu jua dengan
manusia yang disinarinya, bukan memasang curiga, tapi berusaha menghadirkan
makna, agar penilaian kita tidak terlalu hampa, agar tidak kecewa.
Karenanya, bolehkah untuk tidak
mempercayai matahari lagi? Tugas matahari hanya menyinari dan menampakkan zahir
makhluk, di balik zahir ada bathin, dan itu tugas mata hati. Mata hati, tak
menghadirkan curiga, firasat yang akhirnya berujung pada pemaknaan dan
kesadaran diri.
Jika matahari dapat dilihat, adakah
yang pernah melihat mata hati? jika tidak ada, mengapa kita harus
memepercayainya? Bukankah kita menyimpulkan atas apa yang kita lihat bukan yang
tidak kita lihat? bukankah kita mempercayai dan membenarkan apa yang kita saksikan
bukan yang tidak kita saksikan? Sering kali memang gelap menghadirkan
kejujuran, meski tidak menampakkan apapun.
Dan akupun akan mencintai gelap,
lalu mempercayainya, menghilang di dalamnya, dan benar-benar meninggalakan
matahari. Wallahua’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sangat berterimakasih bagi para pengunjung yang berkenan untuk berkomentar dan memberikan masukan ^^