Setiap peristiwa akan menemukan momentumnya
masing-masing, peristiwa itu sendiri yang akan menggiring kita. Biasanya moementum-momentum
dahsyat akan lahir dari rahim peristiwa yang tidak biasa. Namun satu hal yang
perlu kita renungi, sebaik dan seburuk apapun peristiwa itu, tidak sedikitpun
membantu kita untuk menerka momentum apa yang akan dilahirkan.
Karenanya kita harus berhati-hati,
menyepakati segala hal dengan hati kita sendiri. maka tidak jarang kita
temukan, momentum emas lahir dari peristiwa hitam, gelap, perih, dan bahkan
sering kita pandang sebelah mata. Pandangan yang tidak sempurna, menjadikan
kita tidak menikmati keseluruhannya, sehingga banyak hal yang tidak terindra
oleh mata hati. ini sebenarnya bukan perkara remeh, karena ini jua yang akan
menentukan seberapa tinggi tingkat ketertipuan kita.
Buruknya laku, suara, nada, rasa dan
cinta, kerap kali memanjakan mata kita untuk melihat dengan mata sempurna, mata
hati kita. Padahal sedikitpun kita tidak mengetahui, momentum apa yang akan
terjadi, yang akan lahir dari laku, suara, rasa, dan cinta buruk itu. kadang
kala kita terlalu cepat menilai, atau terlalu tidak teliti dalam melihat, yang
menjadikan kita menghinakan diri kita sendiri tanpa kita sadari, dengan menhina
siapa saja.